judul Buku : ILUSI NEGARA ISLAM (Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia)
Editor : KH. Abdurrahman Wahid
Penyelaras Bahasa : Mohamad Guntur Romli
Design Cover : Widhi Cahya dan Rahman Seblat
Layout : Widhi Cahya
Cetakan I : April 2009
Diterbitkan atas kerja sama : Gerakan Bhinneka Tunggal Ika, the Wahid Institute, dan Maarif Institute.
Tebal : 322 halaman, 21,5 cm.
Harga : Rp 75.200,00
Apabila anda tergolong umat muslim atau non-muslim yang sering bertanya-tanya,
.
kenapa sekarang kok banyak ya orang berjidat hitam? itu perempuan kenapa ya kok jadi Ninja? wah orang itu celananya kok kayak orang kebanjiran sih? Wah..wah, kok suka mukulin orang ya orang itu padahal pakai sorban? Apa benar Islam itu sekeras itu ya, kok kayak preman? wah.. kok suka mengkafirkan orang sih? wah apa kafir itu hanya untuk orang yang bukan agama “I” ya, padahal di agama “K” kalo bukan termasuk umat agama “K” itu juga dikatain kafir? masak saling kafir-mengkafirkan diantara umat beragama ya? terus kafir itu artinya apa toh aslinya? wah masak perang terus terjadi di bumi manusia ini cuman gara-gara agama ya? kapan damainya ya?
.
Dari pertanyaan-pertanyaan diatas yang sering membuat kita bertanya-tanya khawatir, risih, dan muak. Tanya kenapa(?). Dengan membaca buku ini, mungkin akan membantu mencerahkan pemahaman anda dalam menjawab segala gundah gulana akibat fenomena-fenomena aneh, unik dan menjamur dewasa ini. Jelas adalah fenomena tersebut termasuk baru, karena terjadi beberapa tahun dasawarsa terakhir di negeri ini.
.
Kalau sekedar aneh, unik tidak menjadi masalah. Namun ternyata, diam-diam dibalik batu/tempurung menyimpan ular-ular beracun yang kerap memicu tersebarnya bahaya racun-racun kekerasan baik itu fisik, psikis, maupun ideologi yang mengancam keselamatan keberagaman bangsa. Yang selama ini dijunjung, dilindungi, dan diayomi oleh Pancasila dan UUD’45. Analogi tepatnya telah lahir “Hitler-hitler, Bennito Mussolini-bennito mussolini, George W bush-George W Bush” baru di negeri ini. Cuma bedanya terletak pada kostum dan kuda tunggangannya yang ber-label-kan “AGAMA”.
.
Berikut resensi buku yang saya buat setelah saya membacainya dengan penuh penghayatan;
.
Tahun 2015, kelak direncanakan atau lebih tepatnya diprediksikan oleh beberapa agen organisasi ekstrimis transnasional berhaluan politik agama yang dimodali oleh negeri petrominyak yang kaya akan dollar di seberang lautan yang amat nun jauh dimata sana. Bisa di deskripsikan mereka suka bercuap-cuap kepada para anggotanya, seperti berikut :
.
“Akan ada sebuah pergantian ideologi di Negara-Bangsa Indonesia ini. PANCASILA dan UUD’45 (merupakan dasar negara hasil pemikiran dari Founding Father) yang mencerminkan bila negeri ini memiliki kekayaan nilai-nilai keberagaman bangsa. Dengan cara perlahan-lahan dan sistemis akan kita geser pemahaman yang sudah usang itu, kita musnahkan nilai-nilai budaya-nya, nilai-nilai sejarah-nya, kita ganti dengan pemahaman atas Agama menurut interpretasi kelompok kita yang kita anggap paling benar. Otomatis kekuasaan negara jatuh ditangan kita. Akhirnya kita bisa mengkafirkan orang sesuka hati kita. Walhasil kita bisa bunuh orang kafir sesuka kita… hahahaha… Allahu akbar, Allahu Akbar..”Begitulah ilustrasi pembicaraan yang iseng saya buat, karena memang berdasarkan fakta dan realita rasa akibat gejolak sejarah yang telah terjadi di negeri ini.Korban jiwa sudah pasti akan terjadi akibat politik agama(atau agama yang di politisir) tersebut, dan tragedi genosida massal akan terulang kembali bila tindakan dan penyebaran pemahaman ideologi mereka tidak segera di gubris dan di tangani oleh pemerintah. Tentu saja tidak hanya butuh peran pemerintah namun butuh juga peran individu-individu yang sadar dalam masyarakatnya(baik itu kampung, sekolah, kampus, desa sekalipun) untuk memahamkan pentingnya menanggapi dan mewaspadai isu laten yang mirip dengan gerakan ekstremis PKI ini. Akankah Bencana kemanusiaan itu terulang kembali? bahkan lebih parahnya negara-bangsa ini akan berubah haluan bukan lagi negara Republik Indonesia, namun Negara Agama Tertentu. Semoga tidak.
.
.
Walau saya dilahirkan di Tahun 80′an, jauh setelah lahirnya Pancasila. Namun saya masih merasakan momentum bersejarah betapa luar biasanya apresiasi rakyat yang berbeda-beda suku, ras, agama, dan kebudayaan tersebut. Apalagi akibat kharisma Presiden Soekarno (ditambah penulis kerap mendengar pernyataan bila ada sebagian Ulama di Jatim mengkultuskan beliau termasuk Waliyullah) ketika ia berpidato membacakan Pancasila hingga tertanam dan terpatri di hati seluruh rakyat Indonesia kala itu. Namun penulis resah, kini PANCASILA itu telah berganti hanyalah menjadi sebuah simbol/logo eforia berdirinya suatu negara belaka(tanpa embel-embel bangsa), itupun mungkin hanya ada di saat kemerdekaan Republik ini dirayakan.
.
Dalam kesempatan semakin lemahnya kekuatan mantra PANCASILA itulah, ditambah semakin akut dan menjamurnya gejala-gejala akibat banyaknya penyakit LUPA dan AYAN(kegagapan) dalam masyarakat (terutama generasi muda sebagai penerus bangsa) yang a-historis(tidak mengenal sejarah) inilah, agen-agen organisasi ekstrimis transnasional berhaluan politik agama, dengan klaim kebenarannya yang mutlak dan absolut, berhasil memanfaatkannya.Mengingat Negara-Bangsa Indonesia, yang sejak dahulu kala mahsyur akan keberagaman dan perbedaan akan suku, ras, agama, dan budaya ini. Mendadak terteror dengan berbagai isu munculnya ideologi baru yang bernama Negara AGAMA. Tidak jarang malah teror itu menjadi sebuah gerakan terorisme yang menyangkut nyawa umat manusia. Lalu apakah itu negara agama, dan bagaimana cara mereka bekerja memperluas ideologi baru di negara ini, beserta dari mana mereka mendapatkan modal yang tidak sedikit untuk jalan propaganda itu?
.
Yaitu salah satunya dengan menawarkan simbol alternatif berupa ideologi Islam yang jauh dari kata “toleran, penuh kasih sayang, penerus akhlak Rasullullah yang seharusnya lemah lembut”. Namun sebaliknya “gemar meng-kafirkan sesama muslim”, “keras kepala”, “suka memukul”, apalagi “mengebom” itu sudah biasa dan tentu sangat berbahaya.
.
Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tabiat kaum Yahudi sendiri, yang selalu mereka teriakkan dalam jargon mereka, “harus di perangi”. Sungguh sangat menakutkan, betapa bodohnya mereka. Padahal diri mereka-lah yang seharusnya diperangi, karena dalam darah mereka ada nafsu peperangan seperti bangsa yahudi yang kata mereka bar-bar dan nomaden itu(sungguh tidak adil menyamaratakan segelintir orang dengan sebuah bangsa), yaitu baik itu menyakiti hati dengan kata-kata kasar atau bahkan menghalalkan darah manusia yang tidak sepemahaman dengan mereka, dengan menganggapnya kafir. Nau’dzubillahimindallik.
.
.
Berikut e-book ILUSI NEGARA ISLAM, yang merupakan hasil dari buah penelitian LibForAll Foundation selama kurun waktu lebih dari dua tahun. Lalu siapa sajakah yang termasuk dalam LibForAll Foundation? Anda bisa membacanya dalam e-book kata pengantar editor yang ditulis oleh KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini. Ada penuturan lengkap tentang sejarah lahirnya gerakan-gerakan sempalan ekstrimis setelah berakhirnya jaman Risalah.
.
Akhirul kalam, hanya kepada Allah jua saya mohon taufik dan hidayahNya, dan semoga usaha memperluas penyebaran e-book ini mendatangkan manfaat bagi para penelitinya, editornya, pencetus-pencetusnya, dan tidak lupa distributornya (toko buku, baik yang menjual ataupun meng-gratis-kannya), dan memperluas khazanah ke-islaman bagi pembaca-pembacanya dalam usaha makrifat (mengenal) islam dengan lebih baik, lebih dalam, lebih luas dan toleran penuh kasih sayang (rahmatan lil a’alamin), sesuai dengan tuntunan akhlak yang ditauladankan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Dan juga tidak lupa tuntunan para pendiri negara, ulama-ulama baik itu dari muslim dan non-muslim(mengingat arti kata ulama yang sebenarnya adalah orang yang berpengetahuan/berilmu) pada masa itu, di Republik Indonesia. Amien, Ya Robbal ‘alamin. Selamat Membaca !
untuk download klik disini
0 comments:
Post a Comment